• Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • Youtube

Monday 24 March 2014

TUGAS EPM

MUMPS
Disampaikan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular




Oleh :
1. Sahida Woro Palupi               G1B012021
2. Dhika Kusumasari Barus      G1B012024
3. Subhan Zainal Abidin            G1B012026



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO

2014



BAB I
PENDAHULUAN

Gondong atau mumps adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi paramyxovirus, Virus ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari bersin atau batuk penderita atau karena bersentuhan langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi oleh ludah penderita. Gejala awal biasanya muncul 2-3 minggu setelah infeksi yaitu sakit kepala, nyeri otot, demam ringan dan malaise. Setelah itu, terjadi pembengkakan pada salah satu atau kedua kelenjar parotis (Paddock, Mike. 2011).
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit gondong. Virus ini biasanya menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak, namun dapat pula terjadi pada orang dewasa. Penyakit gondong juga dapat menyebabkan komplikasi, seperti meningitis, radang pangkreas, oophoritis dan orchitis. Gondong dapat dicegah dengan imunisasi MMR.
Secara tipikal penyakit ini dimulai dengan bengkak yang sangat menyakitkan pada daerah dekat telinga. Gondong yang juga dikenal dengan parotitis epidemika telah mengalami penurunan jumlah kasus setelah ditemukan vaksin pada tahun 1967. Kasus yang dilaporkan menurun 98% jika dibandingkan dengan era sebelum vaksin. Penyakit ini biasanya terjadi pada akhir musim dingin dan awal musim semi. Sebelum era vaksin, epidemik mumps terjadi 3-4 tahun (Dayan Gustavo, 2008).


BAB II
PERMASALAHAN

Infeksi penyakit mumps tersebar luas di seluruh dunia. Baru-baru ini, wabah telah terjadi di negara-negara wajib imunisasi seperti Inggris, Irlandia, Austria, Spanyol, Amerika Serikat, Kanada dan lain-lain (Karcheva, 2010).
Sebanyak 6.584 kasus mumps di Amerika dilaporkan pada tahun 2006, dengan 76% terjadi diantara Maret dan Mei, namun tidak ada kematian yang dilaporkan. Kejadian nasional mumps adalah 2,2 per100.000. Wabah juga telah dilaporkan di Jerman, Inggris, Kanada. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain, angka kejadian di AS sebenarnya masih relatif kecil, meskipun tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan. Di Inggris, pada tahun 2004-2006 dilaporkan wabah penyakit mumps sebanyak lebih dari 70.000 kasus (Dayan Gustavo, 2008).
Setelah pengenalan vaksin mumps pada tahun 1967, kasus yang dilaporkan turun sebesar 98%, dari 152.209 kasus pada tahun 1968 menjadi 2982 kasus, pada tahun 1985. Pada tahun 2006 di Lowa terjadi wabah mumps sebanyak 216. Ini merupakan jumlah kasus terbesar di Amerika Serikat yang dilaporkan sejak 1988. Pada tahun 1991, Lowa menetapkan bahwa 2 dosis vaksin gondong diperlukan untuk semua anak (Dayan Gustavo, 2008). 
  

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian Penyakit Mumps
Mumps merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini di Indonesia disebut gondongan atau radang kelenjar gondok, disebut juga  parotitis infektiosa. Adapun biasanya kelenjar  yang terkena adalah kelenjar parotis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submaksilaris di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah (Chin, 2000).

B.       Keluhan penyakit dan gejala
Penyakit mumps memiliki keluhan dan gejala umum, seperti: demam, hilang nafsu makan, lelah dan sakit kepala diikuti dengan pembengkakan dan rasa sakit pada kelenjar liur. Satu atau lebih banyak kelenjar liur parotid (yang terletak dalam pipi, dekat garis rahang, di bawah telinga) paling sering terlibat. Hampir sepertiga dari orang yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala apapun. Gondong biasanya suatu penyakit yang lebih parah di kalangan penderita yang terinfeksi setelah akil balig. Komplikasi dari gondong jarang terjadi dan dapat termasuk peradangan otak (ensefalitis), selaput otak dan tulang punggung (meningitis), buah pelir (orkitis), ovari (ooforitis), payudara (mastitis), keguguran spontan dan kehilangan pendengaran. Kemandulan (tidak mampu beranak) pada kaum pria amat jarang (Chin, 2000).
Terjadi  orchitis unilateral dan menyerang 20-30%  dari laki-laki setelah usia pubertas. Sedangkan pada wanita dapat terjadi mastitis yang mengenai sekitar 31% dari wanita berusia 15 tahun ke atas walaupun dapat terjadi sterilitas namun kasusnya sangat jarang. Kira-kira 40-50% infeksi oleh virus mumps ini dapat menimbulkan gejala pada saluran pernafasan terutama pada anak usia di bawah 5 tahun. Tidak semua parotitis disebabkan oleh infeksi virus  mumps, namun infeksi oleh organisme lain yang juga menyebabkan timbulnya parotitis tidak muncul dalam skala KLB seperti halnya pada infeksi oleh virus  mumps.  Infeksi  mumps  dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sensorineural dengan insidensi  kejadian 5/100.000 kasus. Ensefalitis dapat juga terjadi tetapi sangat jarang (1-2/10.000 kasus); pankreatitis biasanya ringan terjadi  pada 4% dari penderita. Diduga pankreatitis ini dapat menyebabkan terjadinya diabetes, namun belum terbukti (Chin, 2000).
 Gejala sisa yang permanen berupa paralysis, kejang dan hidrosefalus sangat jarang, seperti halnya kematian pada penderita mumps juga sangat jarang terjadi. Mumps yang terjadi pada trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan terjadinya keguguran, namun belum terbukti infeksi mumps dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Infeksi akut oleh virus mumps   dibuktikan dengan adanya  kenaikan titer antibodi IgG secara bermakna dari serum akut dan serum konvalesens (Chin, 2000).

C.       Pemeriksaan penunjang diagnostik
Pemeriksaan laboratorium biasanya tidak diperlukan untuk menetapkan diagnosis pada kasus khas seperti parotitis yang bernanah, tumor, dll. Pada kasus tanpa parotitis, pemeriksaan laboratorium dapat membantu dalam menetapkan diagnosis. Beberapa pemeriksaan yang menunjang dalam diagnosis penyakit gondong yaitu: Isolasi dan Identifikasi Virus, Uji Serologi dengan metode Hemaglutinin Inhibition (HI) test atau Enzyme linked Immunosorbent Assay (ELISA) (Brooks, 2002).
Kekebalan terhadap mumps dapat diketahui dengan pemeriksaan EIA, IFA atau tes netralisasi. Virus dapat diisolasi dari mukosa buccal, 7 hari sebelum dan 9 hari sesudah terjadi pembesaran kelenjar ludah. Virus dapat juga diisolasi dari air seni 6 hari sebelum dan 15 hari sesudah terjadinya parotitis (Chin, 2000).

D.      Etiologi
Penyebab penyakit mumps adalah virus Paramyxovirus. Virus ini anggota dari famili Paramyxoviridae, genus Paramyxovirus. Memiliki sifat antigenisitasnya sama dengan Parainfluenza virus. Setelah virus masuk kedalam tubuh, virus akan menuju epitel saluran pernafasan untuk memperbanyak diri kemudian virus menyebar ke seluruh tubuh melalui saluran getah bening menuju kelenjar ludah dan organ lainnya termasuk susunan saraf pusat (otak dan saraf spinal), pankreas, indung telur (ovarium), dan buah zakar (testis) sehingga dapat menyebabkan komplikasi, seperti meningitis, radang pangkreas, oophoritis dan orchitis. Waktu yang diperlukan virus untuk memperbanyak diri hingga menimbulkan gejala sekitar 12-24 hari (Chin, 2000).
E.       Cara pencegahan
Pencegahan penyakit gondong dapat dilakukan dengan penyuntikan vaksin. Vaksinasi gondongan merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak. Vaksin gondongan biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan campak dan rubella disebut dengan vaksin MMR (Measless, Mumps, Rubella) yang disuntikkan melalui otot paha atau lengan atas (Chin, 2000).
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah gondong adalah:
·         Mencuci tangan dengan baik dan menggunakan sabun
·         Mengajarkan pola hidup bersih kepada anak
·         Tidak membagi peralatan makan
·         Membersihkan permukaan meja, gagang pintu, mainan yang sering disentuh secara teratur dengan menggunakan sabun dan air, atau dengan menggunakan tisu pembersih (Alfreds, 1983).

F.        Cara pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita penyakit gondong. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita panas serta pembengkakan kelenjar (parotis). Obat yang dapat digunakan adalah pereda panas dan nyeri (antipiretik dan analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma reye (bisa karena pengaruh aspirin pada anak-anak). Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut.
Penderita yang mengalami serangan virus pada organ pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui infus. Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya.
Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam “self limiting disease” (penyakit yang sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak. Pada pemberian imunomodulator belum terdapat laporan penelitian yang menunjukkan efektifitasnya (Alfreds, 1983).

G.      Rehabilitasi
Rehabilitasi pada penyakit mumps dapat dilakukan dengan memperbanyak waktu istirahat pada penderita dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah untuk menghindari penularan pada orang lain. Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat dan berbaring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres es pada area testis yang membengkak tersebut. Penderita penyakit mumps sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah, serta diberikan makanan yang bersifat cair dan lunak (Alfreds, 1983).

H.      Prognosis
Mumps sebenarnya tergolong dalam "self limiting disease" yaitu penyakit yang bisa sembuh sendiri dan jarang berlanjut menjadi kronis, sehingga prognosisinya baik. Kematian dan komplikasi akibat penyakit mumps sangat jarang terjadi (Alfreds, 1983).
Lima sampai sepuluh persen penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. Satu di antara 400 – 6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah dan tidak enak badan
Jika dibandingkan dengan campak atau cacar air, gondongan tidak terlalu menular. Kebanyakan penyakit ini menyerang anak-anak yang berumur lebih dari 2 tahun. Jika seorang pernah menderita gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya. Daerah yang sering terkena serangan biasanya adalah kelenjar parotis/pipi, yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara, dan organ lainnya. Masa inkubasi adalah 12 – 24 hari.
Hampir semua yang gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar dua minggu. Komplikasi bisa terjadi pada organ selain kelenjar liur, terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas. Komplikasi bisa terjadi sebelum, selama, maupun sesudah kelenjar air liur membengkak; atau terjadi tanpa disertai pembengkakan kelenjar air liur (Chin, 2000).



BAB IV
PENUTUP

Gondong adalah penyakit menular akut, yang banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh paramyxuvirus, Infeksi penyakit gondong tersebar luas di seluruh dunia. Baru-baru ini, wabah telah terjadi di negara-negara wajib imunisasi seperti Inggris, Irlandia, Austria, Spanyol, Amerika Serikat, Kanada dan lain-lain.
Hal yang sering terjadi pada penyakit gondong adalah pembengkakan dan nyeri pada kelenjar parotid. pembengkakan biasanya didahului dengan demam ringan dan malaise, penyakit gondong dapat menyebabkan komplikasi seperti orchitis, pankreakitis. Pencegahan dilakukan dengan pemberian imunisasi MMR yang menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan, hal itu merupakan pendekatan terbaik untuk mengurangi angka kesakitan dan  kematian yang terjadi akibat penyakit gondong.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita penyakit gondong, Pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya. Rehabilitasi pada penyakit gondong dapat dilakukan dengan memperbanyak waktu istirahat pada penderita dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah untuk menghindari penularan pada orang lain. Mumps sebenarnya tergolong dalam "self limiting disease" yaitu penyakit yang bisa sembuh sendiri, dan jarang berlanjut menjadi kronis, sehingga prognosisinya baik. Kematian dan komplikasi akibat penyakit mumps sangat jarang terjadi.
  

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Alfreds, Evans. 1983. Viral Infections of Humans Epidemiologi and Control. Plenium Medical Book Company: New York
Brooks, Butel, Morse. 2002. Medical Microbiology. MC Graw Hill-Hrgler Education: Ny
Chin, James M D. 2000. Control of Communicable Diseases Manual. American Public Health Asociation: Washington
Dayan, H, Gustavo. 2008. Recant Resurgence of Mumps United States. The New
            England Journal of Medicine: England
Karcheva M. 2010. Study On Seroprevalence Of Mumps Specific IGG Antibodies 
in a Healthy Population. Journal of IMAB-Annual Proceeding (Scientific Papers) vol. 16, book : Bulgaria
Paddock Mike. 2011. What Is Mumps? What Causes Mumps?. http://www.medical newstoday.com/articles/224382.php. Diakses pada 10 maret 2014






0 comments:

Post a Comment

Contact

Get in touch with me


Adress/Street

12 Street West Victoria 1234 Australia

Phone number

+(12) 3456 789

Website

www.johnsmith.com