Sunday 16 February 2014
Masih banyak yang harus dibenahi untuk mancapai target MDG's 2015 dan untuk keberlangsungannya, kembali meningkatnya AKI Indonesia yaitu 359/100.000 KH menurut SDKI 2013 n 220/100.000 KH menurut WHO 2013 menjadi perhatian sendiri namun disamping itu kasus PM dan PTM msh banyak terjadi di masyarakat n hanya mengalami eradikasi yg hanya sedikit saja untuk khususnya kpd beberapa penyakit serta kemiskinan, sosbud n pendidikan yg msh rendah juga menjadi faktor mengapa hal tsb bisa meningkat ataupun mengalami re-emerging, mirisnya dana yg diberikan untuk khususnya upaya preventif berbanding terbalik dengan kuratif, JKN adalah yg harus selalu di kumandangkan bukan BPJS sebab BPJS hanya bdan yg menyelenggarakan, agaknya bagi agent of change untuk bekerja keras dan pantang menyerah untuk mewujudkan n meningkatkan taraf kesmas yg lebik baik, semangat untuk membangun kesmas, semangat untuk indonesia, kita ada untuk menjawab itu semua maka gnothi seauton : kenalilah dirimu, dan lakukan sesuatu dg tim
Friday 14 February 2014
Pemerintah Anggarkan Rp 400 Miliar untuk Tanggap Darurat BPJS
CIREBON, (PRLM).-Pemerintah menganggarkan Rp 400 miliar dana tanggap darurat, yang dialokasikan untuk menanggulangi masalah kesehatan, bagi warga miskin dan penyandang masalah sosial yang belum masuk program-program Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan.
Menurut Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri, dana emergency tersebut bersumber dari anggaran Kementrian Kesehatan. Mensos berharap dengan adanya dana tersebut, tidak ada lagi kasus rumah sakit menolak melayani warga yang belum terdaftar dalam program BPJS.
Friday 7 February 2014
Waspadai, Hipertensi Merusak Organ Tubuh Secara Diam-diam
Semakin pesatnya teknologi dan mordernisasi, dapat mengubah gaya hidup dan pola makan yang sering tidak disadari berakibat buruk terhadap kesehatan seseorang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi misalnya, kini tergolong penyakit tidak menular yang paling banyak diderita masyarakat. Namun, sayangnya tidak semua orang menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi.
Hal itu, menurut Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia Prof dr Suhardjono, karena hipertensi tidak menunjukan gejala. Tidak sedikit orang yang datang ke dokter baru diketahui mempunyai hipertensi, bahkan banyak juga yang sudah mengalami komplikasi organ.
Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami hipertensi, tidak bisa diduga-duga begitu saja, tetapi harus diukur dengan alat pengukur tekanan darah. Tekanan darah yang normal berkisar antara 120-110/80-70 mmHg. Lebih dari itu, maka kita harus waspada Karena jika terjadi peningkatan tekanan darah berkepanjangan akan merusak pembuluh darah di sebagian besar tubuh.
Pada tahap awal, hipertensi memang tidak menunjukkan gejala, tetapi jika tekanan darahnya mencapai 250, bisa menimbulkan gejala seperti kejang dan pandangan kabur. Bagi seseorang dengan tekanan darah di atas 160 sudah harus minum obat hipertensi. Dan jika seseorang sudah terkena hipertensi, seumur hidupnya harus minum obat. Jika tidak minum obat secara teratur maka hipertensinya tidak terkontrol dan akan berakibat buruk bagi kesehatan dirinya.
Layanan Kesehatan pada Program BPJS Dinilai Menurun
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Pelaksanaan BPJS Kesehatan di Kabupaten Semarang masih menyisakan keluhan dari masyarakat peserta. Secara pelayanan --program jaminan kesehatan nasional ini-- dinilai menurun.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Semarang, The Hok Hiong mengatakan, keluhan ini jamak datang dari kalangan PNS maupun pensiunan eks peserta Asuransi Kesehatan (Askes).