Tuesday 5 August 2014
Nama
: Subhan Zainal Abidin
Nim
: G1B012026
Kelas
: Kesmas 12 B
Pada
manusia terdapat lima indera yang berperan untuk mengenali dunia luar yang
dikenal dengan panca indera. Indera manusia terdiri dari mata, telinga, hidung,
kulit, dan lidah. Setiap alat indra mempunyai fungsinya masing-masiang, seperti
mata untuk penglihatan, telinga untuk pendengaran, hidung untuk penciuman,
kulit untuk peraba, dan lidah untuk pengecapan.
1.
Indera
Penglihat (Mata)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk
mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah
hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata
(rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
a.
Bagian-bagian mata:
1.
Bola mata
Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis
dinding. Ketiga lapis dinding ini, dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
Ø
Sklera, merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat,
berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat
transparan yang disebut kornea. Konjungtiva
adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini
berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
Ø
Koroid, berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Koroid
merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan
oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah
refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris
yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris
bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi
sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang
masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata.
Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya
lensa.
Ø
Retina, merupakan lapisan yang peka terhadap sinar.
Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang
serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian
yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut
bintik buta.
2.
Kotak mata
Kotak mata pada tengkorak berfungsi
melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea
dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap
iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva
disebut konjungtivitis.Untuk
mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari
kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang
terdapat di bawah alis.Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam
jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam mata.
3.
Otot mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang
sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus
internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke
kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya
adalah otot obliq atas (superior) dan
otot obliq bawah (inferior).
b. Proses penginderaan
Penglihatan
mulai dengan radiasi elektromagnetik dari obyek yang memancar atau
refleks.Gelombang elektromagnetik dapat diukur dan diklasifikasikan dalam
bentuk jarak dari puncak dari satu gelombang ke puncak dari gelombang
berikutnya yang disebut dengan panjang gelombang. Beberapa radiasi
elektromagnetik mempunyai panjang gelombang sepanjang 10 trilyun meter,
beberapa mempunyai panjang gelombang ratusanmeter, dan semua panjang gelombang
terjadi diantara panjang gelombang-gelombang tadi. Rentang panjang gelombangj
disebut dengan spektrum elektromagnetik.
Cahaya masuk ke
mata melalui pupil (biji mata), melewati kornea, lensa, dan bagian dalam dari
bola mata langsung ke sel batang dan sel kerucut dari retina di bagian belakang
bola mata.Transduksi energi fisik kedalam reseptor potensial terjadi dalam
basilus dank onus. Infuls-infuls saraf kemudian menggerakkan sel lain dari
retina yaitu ganglion, ganglion membawa infuls-infuls tentang kejadian visual
dalam lingkungan bergerak ke otak sepanjang saraf optik.
c. Kelainan pada mata
Berbagai macam kelainan penglihatan terjadi apabila
unsur-unsur sistem optik tidak menunjang. Beberapa kelainan pada mata antara
lain hipermetropi (rabun dekat), miopi (rabun jauh), presbiopi (penyakit mata
karena proses penuaan), katarak (cacat mata), asigmatisma (kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata
mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama).
2. Indera Pendengar (Telinga)
Telinga merupakan
sebuah organ
yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan juga banyak berperan dalam
keseimbangan dan posisi tubuh.Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran
bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga
dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan
mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
a.
Bagian-bagian telinga
1. Telinga
luar
Telinga luar meliputi daun telinga (pinna), liang
telinga (meatus auditorius eksternus), dan saluran telinga luar. Bagian
daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga
dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada
telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang
telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang rawan yang dilapisi kulit
tipis.Di dalam saluran ini terdapat banyak kelenjar
yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen
atau kotoran telinga.Bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang
memiliki rambut.Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan
suara ke telinga dalam.
2. Telinga
tengah
Bagian
ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Telinga tengah meliputi gendang telinga,
3 tulang pendengaran yaitu martir (malleus) menempel pada gendang telinga,
tulang landasan (incus),kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak
sebagai satu tulang, dan tulang
sanggurdi (stapes) yang berhubungan
dengan jendela oval. Muara tuba eustachi yang menghubungkan ke faring juga
berada di telinga tengah. Getaran suara yang diterima oleh gendang telingaakan
disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan
menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan
tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea
atau rumah siput.
3. Telinga
dalam
Bagian
ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin
membran.Ada lima bagian utama dari labirin membran, yaitu tiga
saluran setengah lingkaran,
ampula, utrikulus, sakulus dan koklea atau rumah siput. Sakulus berhubungan
dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran,
ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya
terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea
mengandung organ Korti untuk
pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran
vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran
timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang
dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum
dengan saluran tengah terdapat membran
Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani
terdapat membran basiler. Dalam
saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan
membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar
tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran
tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan
dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka
terhadap rangsang bunyi ini disebut organ
korti.
b.
Proses pengideraan
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga
luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga
tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval
diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan
tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran
tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan
membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran
timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler,
yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika
rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan
(impuls).Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori
pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat
pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
c. Kelainan pada telinga
Beberapa kelainan pada telinga yaitu tuli (ketidakmampuan telinga untuk mendengarkanbunyi atau suara), congek (infeksi pada bagian telinga yang tersembunyi
ditengah-tengah), oritis eksterna (suatu
infeksi pada saluran telinga), perikondritis (infeksi pada tulang
rawan (kartilago) telinga luar),
eksim(peradangan
kulit pada telinga luar dan saluran telinga),Cedera
pada telinga luar (misalnya pukulan tumpul) bisa menyebabkan memar diantara
kartilago dan perikondrium.
3. Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai
reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.Reseptor
untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk
tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk
rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.Kulit
berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang.
a. Bagian-bagian kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam
atau lapisan dermis. Pada lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan
sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel yaitu:
Ø Stratum
germinativum berfungsi
membentuk lapisan di sebelah atasnya.
Ø Stratum granulosum
yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan
kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum
umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin).
Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau
kecoklatan.
Ø Stratum lusidum merupakan
lapisan yang transparan.
Ø Stratum korneum
merupakan lapisan yang paling luar.
Penyusun utama dari bagian
dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan
serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga
kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah
dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan
dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga
berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot
penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan
rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang
berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan
mekanik.
b. Proses penginderaan
Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas,
dingin,tekanan, dan nyeri.Ketika kulit menerima rangsang, rangsang
tersebutditerima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan
keotak melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah. Akibatnya,kita
merasakan adanya suatu rangsang.Otak pun memerintahkantubuh untuk
menanggapi rangsang tersebut.
c.
Kelainan pada kulit
Kulit
merupakan bagian tubuh terluar sehingga selalu berhubungandengan lingkungan
sekitar.Oleh karena itu, kulit mudah terluka sertaterserang jamur dan bibit
penyakit lainnya.Beberapa penyakit kulityang sering kita temui yaitu jerawat, panu,
kadas, biang keringat, skabies, dan eksim.
4. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah
dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan
bermacam-macam rasa.Lidah juga turut membantu dalam
tindakan bicara.Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran
yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada
parit-parit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk
jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
a. Bagian-bagian
lidah
Sebagian
besar lidah tersusun atas otot rangka
yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah
dan processus styloideus
di tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot
pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.Lidah memiliki permukaan yang
kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila
yaitu:
1. Papila
filiformis berbentuk seperti benang halus.
2. Papila
sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
Tunas pengecap
adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu
sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah:
1. Bagian
depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
2. Bagian
pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
3. Bagian
belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
Lidah
memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase
(ptialin).Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula.
Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga,
dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.
b. Proses penginderaan
Makanan atau minumanyang telah berupa larutan
di dalam mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap,
rangsangan rasa iniditeruskan ke pusat saraf pengecap di otak.Selanjutnya, otak
menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu
jenismakanan atau minuman.
c. Kelaianan
pada lidah
1. Oral candidosis.
Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans.
2. Atropic glossitis. Lidah akan terlihat
licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil.
Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak
ditemukan pada penderita anemia.
3. Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah
seperti peta, berpulau-pulau. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin
dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
4. Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah
akan terlihat pecah-pecah.
5. Glossopyrosis. Kelainan ini berupa
keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi
tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan.
5. Indera Pembau
(Hidung)
Saat
manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia dewasa, karena
dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya.Indera penciuman manusia dapat
mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda.Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat
di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium
tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
a. Bagian-bagian hidung
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar
yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan
septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis.Rongga hidung di lapisi
dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju
paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan.
Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate.
Di rongga
hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau
ujung- ujung
saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul
bersama dengan
rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di
dalam rongga
hidung bagian atas. dapat membau dengan baik.
2. Mucous membrane, berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk
menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak
paru-paru.
b. Proses
penginderaan
Indera penciuman mendeteksi zat yang
melepaskan molekul-molekul di udara.Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat
sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau (smell receptors).Reseptor ini jumlahnya sangat banyak
ada sekitar 10 juta.Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan
di kirim ke the olfactory bulb
melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan
kemudian di proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita,
apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
c. Kelainan pada hidung
Kelainan-kelainan
pada hidung yaituAngiofibroma Juvenil (tumor jinak pada hidung
bagian belakang atau tenggorokan bagian atas, yang mengandung pembuluh darah),Papiloma
Juvenil (tumor
jinak pada kotak suara atau laring), Rhinitis
Allergica(peradangan
hidung karena alergi), Sinusitis(peradangan sinus, yaitu
rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung), Salesma
daninfluenza(infeksi pada alat
pernapasan yang disebabkan oleh virus),
Anosmia (gangguan pada hidung
berupa kehilangan kemampuan untuk membau).
Kesimpulan
Indera
manusia terdiri dari mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah. Setiap alat indra
mempunyai fungsinya masing-masiang, seperti mata untuk penglihatan, telinga
untuk pendengaran, hidung untuk penciuman, kulit untuk peraba, dan lidah untuk
pengecapan.
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan
sinar dan warna. Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja
kamera. Kelainan pada mata yaitu presbiopi, hipermetropi, miopi,
astigmatisma, katarak, dan lain sebagainya.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran
bunyi dan untuk keseimbangan tubuh. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia,
yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. kelainan pada
telinga yaitu tuli, congek, otitis eksterna, perikondritis, eksim,
cidera, tumor, kanker, dan lain sebagainya.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,
panas, dingin, sakit, dan tekanan.
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut
epidermis dan lapisan dalam yang disebut lapisan dermis. Kelainan pada kulit
yaitu jerawat, panu, kadas, skabies, eksim, biang keringat, dan lain
sebagainya.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang
berkaitan dengan rangsangan kimia. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa
tunas pengecap. Kelainan pada lidah yaitu oral candidosis, atropic glossitis,
geografic tongue, fissured tongue, glossopyrosis, dan lain sebagainya.Indera pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,
yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Kelainan pada hidung yaitu angiofibroma
juvenil, papiloma juvenil, rhinitis allergica, sinusitis, salesma dan
influensa, anosmia.
Friday 4 April 2014
Jamkesda Jadi BPJS, Penderita Tumor Tak Bisa Lanjutkan Pengobatan
BPJS Info-BEKASI Berakhirnya Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Nasional (BPJS) memaksa Nurida (36) menghentikan pengobatan tumornya. Sebab, Jamkesda tak berlaku, sementara dia belum sempat mendaftar BPJS karena kondisinya.
“Sejak Jamkesda sudah tidak berlaku lagi, pengobatan berhenti. Sekarang saya terus berusaha dengan pengobatan alternatif,” ujar Nurida di kediamannya yang berlokasi di Bintara pada Rabu (2/4/2014). Nurida menderita tumor jenis miningioma sejak 2010. Sampai saat ini, Nurida telah dioperasi sebanyak dua kali. Pada operasi pertama, Nurida menghabiskan dana sekitar Rp 50 juta dengan menggunakan dana pribadi.
Sedangkan pada operasi kedua pada 2013, Nurida mendapat bantuan dari program Jamkesda. Nurida menjelaskan, dirinya belum sempat mengurus BPJS karena pengurusannya yang tidak dapat diwakilkan. Nurida juga mengaku sudah lelah dengan perawatan rumah sakit dan lebih memilih pengobatan alternatif. Kini Jamkesda tidak berlaku dan dirinya belum mendaftar BPJS.
Semua hartanya telah digunakan untuk biaya pengobatan. Termasuk rumahnya dan rumah orangtuanya. “Sudah cukup saya merepotkan keluarga,” ujarnya. Berada dalam kesulitan seperti itu, Nurida mengaku belum pernah menerima bantuan dari Pemerintah Pusat. Belum ada pihak dari pemerintah yang berkunjung untuk memberi bantuan. Bantuan yang ia terima selama ini kebanyakan berupa doa dari warga sekitar. “Enggak ada, pemerintah, atau caleg pun enggak ada kasih bantuan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, BPJS Kesehatan merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yakni tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial yang bertujuan menjamin seluruh rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dengan layak. Keberadaan SJSN diharapkan akan melindungi masyarakat dari risiko ekonomi ketika sakit, mengalami kecelakaan kerja, pada hari tua dan pensiun, serta kematian.
Monday 24 March 2014
Serikat Pekerja Desak Pemerintah Audit BPJS Kesehatan
Liputan6.com, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan, audit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan belum dilaksanakan oleh pemerintah. Padahal kedua BPJS itu sudah berubah menjadi badan hukum publik.
Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, meski BPJS Kesehatan telah beroperasi hampir tiga bulan namun ada dugaan kondisi di lapangan banyak masyarakat yang tidak terlayani dengan baik. Hal ini karena manajemen keuangan yang amburadul dan tidak transparan di BPJS Kesehatan.
Padahal penyertaan modal awal dari pemerintah mencapai Rp 500 miliar dari yang direncanakan Rp 2 triliun untuk operasi BPJS Kesehatan.
"Oleh karena itu perlu dilakukan audit keuangan BPJS Kesehatan paling lambat awal April 2014 yang meliputi audit aset BPJS Kesehatan, jumlah iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang diterima per 1 Januari 2014, posisi penyertaan modal awal Rp 500 miliar, audit kinerja dan keuntungan dari BPJS Kesehatan," tutur Said, dalam keterangan yang diterbitkan, Minggu (23/3/2014).
Said mengatakan, audit keuangan BPJS Kesehatan yang diumumkan secara terbuka kepada masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada BPJS Kesehatan. Selain itu, masyarakat dapat memahami persoalan yang mengakibatkan buruknya pelayanan BPJS Kesehatan.
Menurut Said, saat ini ada pasien yang ditolak berobat di rumah sakit, pembatasan jumlah dan mutu obat, dan pasien penyakit kronis datang bolak balik ke rumah sakit hanya karena pengambilan obat yang dibuat secara bertahap.
Hal ini juga diperparah dengan sistem tarif yang murah dari BPJS Kesehatan kepada provider rumah sakit dan klinik. Lalu transfer dana PBI yang tidak langsung ke BPJS Kesehatan tapi melalui Kementerian Kesehatan sehingga memperpanjang birokrasi dan membuka celah terjadinya korupsi terhadap dana PBI sebesar Rp 19 triliun per tahun.
Oleh karena itu, Said menilai, calon presiden baru terpilih harus mempunyai kemauan bahwa operasional dan transfer dana PBI harus langsung di bawah presiden.
Selain itu, calon presiden baru harus mempunyai kebijakan kalau seluruh buruh, iuran jaminan kesehatannya dimasukkan dalam kelompok PBI sehingga buruh tidak perlu membayar iuran jaminan kesehatan. Sedangkan pengusaha tetap mempunyai kewajiban membayar iuran jaminan kesehatan sebesar 4% per bulan.
(Agustina Melani)TUGAS EPM
MUMPS
Disampaikan
untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular
Oleh :
1.
Sahida Woro Palupi G1B012021
2. Dhika Kusumasari Barus G1B012024
3. Subhan Zainal Abidin G1B012026
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU
KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Gondong atau mumps adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
paramyxovirus, Virus ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari
bersin atau batuk penderita atau karena bersentuhan langsung dengan benda-benda
yang terkontaminasi oleh ludah penderita. Gejala awal biasanya muncul 2-3
minggu setelah infeksi yaitu sakit kepala, nyeri otot, demam ringan dan
malaise. Setelah itu, terjadi pembengkakan pada salah satu atau kedua kelenjar
parotis (Paddock, Mike. 2011).
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit gondong. Virus ini biasanya
menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak, namun dapat pula terjadi pada orang
dewasa. Penyakit gondong juga dapat menyebabkan komplikasi, seperti meningitis,
radang pangkreas, oophoritis dan orchitis. Gondong dapat dicegah dengan
imunisasi MMR.
Secara tipikal penyakit ini dimulai dengan bengkak yang sangat
menyakitkan pada daerah dekat telinga. Gondong yang juga dikenal dengan
parotitis epidemika telah mengalami penurunan jumlah kasus setelah ditemukan
vaksin pada tahun 1967. Kasus yang dilaporkan menurun 98% jika dibandingkan
dengan era sebelum vaksin. Penyakit ini biasanya terjadi pada akhir musim
dingin dan awal musim semi. Sebelum era vaksin, epidemik mumps terjadi 3-4
tahun (Dayan
Gustavo, 2008).
BAB
II
PERMASALAHAN
Infeksi
penyakit mumps tersebar luas di seluruh dunia. Baru-baru ini, wabah telah
terjadi di negara-negara wajib imunisasi seperti Inggris, Irlandia, Austria,
Spanyol, Amerika Serikat, Kanada dan lain-lain (Karcheva, 2010).
Sebanyak
6.584 kasus mumps di Amerika dilaporkan pada tahun 2006, dengan 76% terjadi
diantara Maret dan Mei, namun tidak ada kematian yang dilaporkan. Kejadian
nasional mumps adalah 2,2 per100.000. Wabah juga telah dilaporkan di Jerman,
Inggris, Kanada. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain, angka kejadian
di AS sebenarnya masih relatif kecil, meskipun tumbuh pada tingkat yang
mengkhawatirkan. Di Inggris, pada tahun 2004-2006 dilaporkan wabah penyakit
mumps sebanyak lebih dari 70.000 kasus
(Dayan
Gustavo, 2008).
Setelah
pengenalan vaksin mumps pada tahun 1967, kasus yang dilaporkan turun sebesar
98%, dari 152.209 kasus pada tahun 1968 menjadi 2982 kasus, pada tahun 1985. Pada tahun 2006 di Lowa terjadi
wabah mumps sebanyak 216. Ini merupakan jumlah kasus terbesar di Amerika
Serikat yang dilaporkan sejak 1988. Pada tahun 1991, Lowa menetapkan bahwa 2
dosis vaksin gondong diperlukan untuk semua anak (Dayan Gustavo, 2008).
BAB
III
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Penyakit Mumps
Mumps merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
virus.
Penyakit ini di
Indonesia disebut gondongan atau radang kelenjar gondok, disebut juga
parotitis infektiosa. Adapun biasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis,
kelenjar sublingualis dan kelenjar submaksilaris di antara telinga dan rahang
sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah
(Chin, 2000).
B.
Keluhan penyakit dan gejala
Penyakit
mumps memiliki keluhan dan gejala umum, seperti: demam, hilang nafsu makan,
lelah dan sakit kepala diikuti dengan pembengkakan dan rasa sakit pada kelenjar
liur. Satu atau lebih banyak kelenjar liur parotid (yang terletak dalam pipi,
dekat garis rahang, di bawah telinga) paling sering terlibat. Hampir sepertiga
dari orang yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala apapun. Gondong biasanya
suatu penyakit yang lebih parah di kalangan penderita yang terinfeksi setelah
akil balig. Komplikasi dari gondong jarang terjadi dan dapat termasuk
peradangan otak (ensefalitis), selaput otak dan tulang punggung (meningitis),
buah pelir (orkitis), ovari (ooforitis), payudara (mastitis), keguguran spontan
dan kehilangan pendengaran. Kemandulan (tidak mampu beranak) pada kaum pria
amat jarang (Chin, 2000).
Terjadi orchitis unilateral dan menyerang 20-30% dari laki-laki setelah usia pubertas.
Sedangkan pada wanita dapat terjadi mastitis yang mengenai sekitar 31% dari
wanita berusia 15 tahun ke atas walaupun dapat terjadi sterilitas namun
kasusnya sangat jarang. Kira-kira 40-50% infeksi oleh virus mumps ini dapat
menimbulkan gejala pada saluran pernafasan terutama pada anak usia di bawah 5
tahun. Tidak semua parotitis disebabkan oleh infeksi virus mumps, namun infeksi oleh organisme lain yang
juga menyebabkan timbulnya parotitis tidak muncul dalam skala KLB seperti
halnya pada infeksi oleh virus
mumps. Infeksi mumps
dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sensorineural dengan
insidensi kejadian 5/100.000 kasus.
Ensefalitis dapat juga terjadi tetapi sangat jarang (1-2/10.000 kasus);
pankreatitis biasanya ringan terjadi
pada 4% dari penderita. Diduga pankreatitis ini dapat menyebabkan
terjadinya diabetes, namun belum terbukti (Chin, 2000).
Gejala sisa yang
permanen berupa paralysis, kejang dan hidrosefalus sangat jarang, seperti
halnya kematian pada penderita mumps juga sangat jarang terjadi. Mumps yang
terjadi pada trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan terjadinya keguguran, namun belum terbukti infeksi mumps dapat menyebabkan
kecacatan pada janin. Infeksi akut oleh virus mumps dibuktikan dengan adanya kenaikan titer antibodi IgG secara bermakna
dari serum akut dan serum konvalesens (Chin, 2000).
C.
Pemeriksaan penunjang diagnostik
Pemeriksaan
laboratorium biasanya tidak diperlukan untuk menetapkan diagnosis pada kasus
khas seperti parotitis yang bernanah, tumor, dll. Pada kasus tanpa parotitis, pemeriksaan laboratorium dapat
membantu dalam menetapkan
diagnosis. Beberapa
pemeriksaan yang menunjang dalam diagnosis penyakit gondong yaitu: Isolasi dan
Identifikasi Virus, Uji Serologi dengan metode Hemaglutinin Inhibition (HI) test atau Enzyme linked Immunosorbent Assay (ELISA) (Brooks, 2002).
Kekebalan terhadap mumps dapat diketahui dengan pemeriksaan
EIA, IFA atau tes netralisasi. Virus dapat diisolasi dari mukosa buccal, 7 hari
sebelum dan 9 hari sesudah terjadi pembesaran kelenjar ludah. Virus dapat juga
diisolasi dari air seni 6 hari sebelum dan 15 hari sesudah terjadinya parotitis
(Chin, 2000).
D.
Etiologi
Penyebab penyakit mumps adalah virus
Paramyxovirus. Virus ini anggota dari famili Paramyxoviridae, genus
Paramyxovirus. Memiliki sifat antigenisitasnya sama dengan Parainfluenza virus. Setelah virus masuk kedalam tubuh,
virus akan menuju epitel saluran pernafasan untuk memperbanyak diri kemudian
virus menyebar ke seluruh tubuh melalui saluran getah bening menuju kelenjar
ludah dan organ lainnya termasuk susunan saraf pusat (otak dan saraf spinal),
pankreas, indung telur (ovarium), dan buah zakar (testis) sehingga dapat menyebabkan komplikasi, seperti
meningitis, radang pangkreas, oophoritis dan orchitis.
Waktu yang diperlukan virus untuk memperbanyak diri hingga menimbulkan gejala
sekitar 12-24 hari (Chin,
2000).
E.
Cara pencegahan
Pencegahan
penyakit gondong dapat dilakukan dengan penyuntikan vaksin. Vaksinasi gondongan
merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak. Vaksin gondongan
biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan campak dan rubella disebut
dengan vaksin MMR (Measless, Mumps, Rubella) yang disuntikkan melalui otot paha
atau lengan atas (Chin,
2000).
Cara
lain yang dapat dilakukan untuk mencegah gondong adalah:
·
Mencuci
tangan dengan baik dan menggunakan sabun
·
Mengajarkan
pola hidup bersih kepada anak
·
Tidak
membagi peralatan makan
·
Membersihkan
permukaan meja, gagang pintu, mainan yang sering disentuh secara teratur dengan
menggunakan sabun dan air, atau dengan menggunakan tisu pembersih (Alfreds, 1983).
F.
Cara pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita penyakit
gondong. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan
istirahat selama penderita panas serta pembengkakan kelenjar (parotis). Obat
yang dapat digunakan adalah pereda panas dan nyeri (antipiretik dan analgesik)
misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan kepada
anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma reye (bisa karena pengaruh
aspirin pada anak-anak). Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis,
sebaiknya penderita menjalani istirahat ditempat tidur. Rasa nyeri dapat
dikurangi dengan melakukan kompres Es pada area testis yang membengkak
tersebut.
Penderita yang mengalami serangan virus pada organ
pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya
diberikan cairan melalui infus. Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20
ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis.
Terhadap virus itu sendiri tidak dapat dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga
pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita
kembali baik dengan sendirinya.
Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam “self
limiting disease” (penyakit yang sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita
penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya
asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak.
Pada pemberian imunomodulator belum terdapat laporan penelitian yang
menunjukkan efektifitasnya (Alfreds, 1983).
G.
Rehabilitasi
Rehabilitasi
pada penyakit mumps dapat dilakukan dengan memperbanyak waktu istirahat pada
penderita dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah untuk menghindari penularan pada orang lain. Pada penderita yang mengalami
pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat dan berbaring
ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres es pada
area testis yang membengkak tersebut. Penderita penyakit mumps sebaiknya
menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak
bertambah parah, serta diberikan makanan yang bersifat cair dan lunak (Alfreds,
1983).
H.
Prognosis
Mumps sebenarnya
tergolong dalam "self limiting disease" yaitu penyakit yang bisa
sembuh sendiri dan jarang berlanjut menjadi kronis, sehingga prognosisinya
baik. Kematian dan komplikasi akibat penyakit mumps sangat jarang terjadi
(Alfreds, 1983).
Lima sampai
sepuluh persen penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total.
Satu di antara 400 – 6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung
mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau
kelumpuhan otot wajah dan tidak enak badan
Jika
dibandingkan dengan campak atau cacar air, gondongan tidak terlalu menular.
Kebanyakan penyakit ini menyerang anak-anak yang berumur lebih dari 2 tahun. Jika seorang pernah
menderita gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya. Daerah
yang sering terkena serangan biasanya adalah kelenjar parotis/pipi, yaitu
kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang. Pada orang dewasa,
infeksi ini bisa menyerang testis (buah
zakar),
sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara, dan organ lainnya. Masa inkubasi
adalah 12 – 24 hari.
Hampir semua
yang gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi kadang gejalanya kembali
memburuk setelah sekitar dua minggu. Komplikasi bisa terjadi pada organ selain
kelenjar liur, terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas. Komplikasi
bisa terjadi sebelum, selama, maupun sesudah kelenjar air liur membengkak; atau
terjadi tanpa disertai pembengkakan kelenjar air liur (Chin,
2000).
BAB
IV
PENUTUP
Gondong adalah penyakit
menular akut, yang banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa yang disebabkan
oleh paramyxuvirus, Infeksi penyakit gondong tersebar luas di seluruh dunia. Baru-baru ini, wabah telah terjadi di negara-negara
wajib imunisasi seperti Inggris, Irlandia, Austria, Spanyol, Amerika Serikat,
Kanada dan lain-lain.
Hal yang sering terjadi pada penyakit gondong adalah pembengkakan dan
nyeri pada kelenjar parotid. pembengkakan biasanya didahului dengan demam
ringan dan malaise, penyakit gondong dapat menyebabkan komplikasi seperti
orchitis, pankreakitis. Pencegahan dilakukan dengan pemberian imunisasi MMR
yang menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan, hal itu merupakan
pendekatan terbaik untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian yang terjadi akibat penyakit
gondong.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita penyakit gondong, Pengobatan
hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik
dengan sendirinya. Rehabilitasi pada penyakit gondong dapat dilakukan dengan
memperbanyak waktu istirahat pada penderita dan tidak melakukan aktivitas di
luar rumah untuk menghindari penularan pada orang lain. Mumps sebenarnya
tergolong dalam "self limiting disease" yaitu penyakit yang bisa
sembuh sendiri, dan jarang berlanjut menjadi kronis, sehingga prognosisinya
baik. Kematian dan komplikasi akibat penyakit mumps sangat jarang terjadi.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
Alfreds, Evans. 1983. Viral Infections of Humans Epidemiologi and Control. Plenium
Medical Book Company: New York
Brooks, Butel, Morse. 2002. Medical Microbiology. MC Graw Hill-Hrgler Education: Ny
Chin, James M D. 2000. Control of Communicable Diseases Manual. American Public Health
Asociation: Washington
Dayan,
H, Gustavo. 2008. Recant Resurgence of
Mumps United States. The New
England Journal of Medicine: England
Karcheva
M. 2010. Study On Seroprevalence Of Mumps
Specific IGG Antibodies
in a Healthy Population. Journal of IMAB-Annual Proceeding (Scientific
Papers) vol. 16, book : Bulgaria
Paddock Mike. 2011. What
Is Mumps? What Causes Mumps?. http://www.medical newstoday.com/articles/224382.php. Diakses pada 10 maret 2014