Monday 24 March 2014
Liputan6.com, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan, audit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan belum dilaksanakan oleh pemerintah. Padahal kedua BPJS itu sudah berubah menjadi badan hukum publik.
Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, meski BPJS Kesehatan telah beroperasi hampir tiga bulan namun ada dugaan kondisi di lapangan banyak masyarakat yang tidak terlayani dengan baik. Hal ini karena manajemen keuangan yang amburadul dan tidak transparan di BPJS Kesehatan.
Padahal penyertaan modal awal dari pemerintah mencapai Rp 500 miliar dari yang direncanakan Rp 2 triliun untuk operasi BPJS Kesehatan.
"Oleh karena itu perlu dilakukan audit keuangan BPJS Kesehatan paling lambat awal April 2014 yang meliputi audit aset BPJS Kesehatan, jumlah iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang diterima per 1 Januari 2014, posisi penyertaan modal awal Rp 500 miliar, audit kinerja dan keuntungan dari BPJS Kesehatan," tutur Said, dalam keterangan yang diterbitkan, Minggu (23/3/2014).
Said mengatakan, audit keuangan BPJS Kesehatan yang diumumkan secara terbuka kepada masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada BPJS Kesehatan. Selain itu, masyarakat dapat memahami persoalan yang mengakibatkan buruknya pelayanan BPJS Kesehatan.
Menurut Said, saat ini ada pasien yang ditolak berobat di rumah sakit, pembatasan jumlah dan mutu obat, dan pasien penyakit kronis datang bolak balik ke rumah sakit hanya karena pengambilan obat yang dibuat secara bertahap.
Hal ini juga diperparah dengan sistem tarif yang murah dari BPJS Kesehatan kepada provider rumah sakit dan klinik. Lalu transfer dana PBI yang tidak langsung ke BPJS Kesehatan tapi melalui Kementerian Kesehatan sehingga memperpanjang birokrasi dan membuka celah terjadinya korupsi terhadap dana PBI sebesar Rp 19 triliun per tahun.
Oleh karena itu, Said menilai, calon presiden baru terpilih harus mempunyai kemauan bahwa operasional dan transfer dana PBI harus langsung di bawah presiden.
Selain itu, calon presiden baru harus mempunyai kebijakan kalau seluruh buruh, iuran jaminan kesehatannya dimasukkan dalam kelompok PBI sehingga buruh tidak perlu membayar iuran jaminan kesehatan. Sedangkan pengusaha tetap mempunyai kewajiban membayar iuran jaminan kesehatan sebesar 4% per bulan.
(Agustina Melani)TUGAS EPM
MUMPS
Disampaikan
untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular
Oleh :
1.
Sahida Woro Palupi G1B012021
2. Dhika Kusumasari Barus G1B012024
3. Subhan Zainal Abidin G1B012026
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU
KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Gondong atau mumps adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
paramyxovirus, Virus ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari
bersin atau batuk penderita atau karena bersentuhan langsung dengan benda-benda
yang terkontaminasi oleh ludah penderita. Gejala awal biasanya muncul 2-3
minggu setelah infeksi yaitu sakit kepala, nyeri otot, demam ringan dan
malaise. Setelah itu, terjadi pembengkakan pada salah satu atau kedua kelenjar
parotis (Paddock, Mike. 2011).
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit gondong. Virus ini biasanya
menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak, namun dapat pula terjadi pada orang
dewasa. Penyakit gondong juga dapat menyebabkan komplikasi, seperti meningitis,
radang pangkreas, oophoritis dan orchitis. Gondong dapat dicegah dengan
imunisasi MMR.
Secara tipikal penyakit ini dimulai dengan bengkak yang sangat
menyakitkan pada daerah dekat telinga. Gondong yang juga dikenal dengan
parotitis epidemika telah mengalami penurunan jumlah kasus setelah ditemukan
vaksin pada tahun 1967. Kasus yang dilaporkan menurun 98% jika dibandingkan
dengan era sebelum vaksin. Penyakit ini biasanya terjadi pada akhir musim
dingin dan awal musim semi. Sebelum era vaksin, epidemik mumps terjadi 3-4
tahun (Dayan
Gustavo, 2008).
BAB
II
PERMASALAHAN
Infeksi
penyakit mumps tersebar luas di seluruh dunia. Baru-baru ini, wabah telah
terjadi di negara-negara wajib imunisasi seperti Inggris, Irlandia, Austria,
Spanyol, Amerika Serikat, Kanada dan lain-lain (Karcheva, 2010).
Sebanyak
6.584 kasus mumps di Amerika dilaporkan pada tahun 2006, dengan 76% terjadi
diantara Maret dan Mei, namun tidak ada kematian yang dilaporkan. Kejadian
nasional mumps adalah 2,2 per100.000. Wabah juga telah dilaporkan di Jerman,
Inggris, Kanada. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain, angka kejadian
di AS sebenarnya masih relatif kecil, meskipun tumbuh pada tingkat yang
mengkhawatirkan. Di Inggris, pada tahun 2004-2006 dilaporkan wabah penyakit
mumps sebanyak lebih dari 70.000 kasus
(Dayan
Gustavo, 2008).
Setelah
pengenalan vaksin mumps pada tahun 1967, kasus yang dilaporkan turun sebesar
98%, dari 152.209 kasus pada tahun 1968 menjadi 2982 kasus, pada tahun 1985. Pada tahun 2006 di Lowa terjadi
wabah mumps sebanyak 216. Ini merupakan jumlah kasus terbesar di Amerika
Serikat yang dilaporkan sejak 1988. Pada tahun 1991, Lowa menetapkan bahwa 2
dosis vaksin gondong diperlukan untuk semua anak (Dayan Gustavo, 2008).
BAB
III
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Penyakit Mumps
Mumps merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
virus.
Penyakit ini di
Indonesia disebut gondongan atau radang kelenjar gondok, disebut juga
parotitis infektiosa. Adapun biasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis,
kelenjar sublingualis dan kelenjar submaksilaris di antara telinga dan rahang
sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah
(Chin, 2000).
B.
Keluhan penyakit dan gejala
Penyakit
mumps memiliki keluhan dan gejala umum, seperti: demam, hilang nafsu makan,
lelah dan sakit kepala diikuti dengan pembengkakan dan rasa sakit pada kelenjar
liur. Satu atau lebih banyak kelenjar liur parotid (yang terletak dalam pipi,
dekat garis rahang, di bawah telinga) paling sering terlibat. Hampir sepertiga
dari orang yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala apapun. Gondong biasanya
suatu penyakit yang lebih parah di kalangan penderita yang terinfeksi setelah
akil balig. Komplikasi dari gondong jarang terjadi dan dapat termasuk
peradangan otak (ensefalitis), selaput otak dan tulang punggung (meningitis),
buah pelir (orkitis), ovari (ooforitis), payudara (mastitis), keguguran spontan
dan kehilangan pendengaran. Kemandulan (tidak mampu beranak) pada kaum pria
amat jarang (Chin, 2000).
Terjadi orchitis unilateral dan menyerang 20-30% dari laki-laki setelah usia pubertas.
Sedangkan pada wanita dapat terjadi mastitis yang mengenai sekitar 31% dari
wanita berusia 15 tahun ke atas walaupun dapat terjadi sterilitas namun
kasusnya sangat jarang. Kira-kira 40-50% infeksi oleh virus mumps ini dapat
menimbulkan gejala pada saluran pernafasan terutama pada anak usia di bawah 5
tahun. Tidak semua parotitis disebabkan oleh infeksi virus mumps, namun infeksi oleh organisme lain yang
juga menyebabkan timbulnya parotitis tidak muncul dalam skala KLB seperti
halnya pada infeksi oleh virus
mumps. Infeksi mumps
dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sensorineural dengan
insidensi kejadian 5/100.000 kasus.
Ensefalitis dapat juga terjadi tetapi sangat jarang (1-2/10.000 kasus);
pankreatitis biasanya ringan terjadi
pada 4% dari penderita. Diduga pankreatitis ini dapat menyebabkan
terjadinya diabetes, namun belum terbukti (Chin, 2000).
Gejala sisa yang
permanen berupa paralysis, kejang dan hidrosefalus sangat jarang, seperti
halnya kematian pada penderita mumps juga sangat jarang terjadi. Mumps yang
terjadi pada trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan terjadinya keguguran, namun belum terbukti infeksi mumps dapat menyebabkan
kecacatan pada janin. Infeksi akut oleh virus mumps dibuktikan dengan adanya kenaikan titer antibodi IgG secara bermakna
dari serum akut dan serum konvalesens (Chin, 2000).
C.
Pemeriksaan penunjang diagnostik
Pemeriksaan
laboratorium biasanya tidak diperlukan untuk menetapkan diagnosis pada kasus
khas seperti parotitis yang bernanah, tumor, dll. Pada kasus tanpa parotitis, pemeriksaan laboratorium dapat
membantu dalam menetapkan
diagnosis. Beberapa
pemeriksaan yang menunjang dalam diagnosis penyakit gondong yaitu: Isolasi dan
Identifikasi Virus, Uji Serologi dengan metode Hemaglutinin Inhibition (HI) test atau Enzyme linked Immunosorbent Assay (ELISA) (Brooks, 2002).
Kekebalan terhadap mumps dapat diketahui dengan pemeriksaan
EIA, IFA atau tes netralisasi. Virus dapat diisolasi dari mukosa buccal, 7 hari
sebelum dan 9 hari sesudah terjadi pembesaran kelenjar ludah. Virus dapat juga
diisolasi dari air seni 6 hari sebelum dan 15 hari sesudah terjadinya parotitis
(Chin, 2000).
D.
Etiologi
Penyebab penyakit mumps adalah virus
Paramyxovirus. Virus ini anggota dari famili Paramyxoviridae, genus
Paramyxovirus. Memiliki sifat antigenisitasnya sama dengan Parainfluenza virus. Setelah virus masuk kedalam tubuh,
virus akan menuju epitel saluran pernafasan untuk memperbanyak diri kemudian
virus menyebar ke seluruh tubuh melalui saluran getah bening menuju kelenjar
ludah dan organ lainnya termasuk susunan saraf pusat (otak dan saraf spinal),
pankreas, indung telur (ovarium), dan buah zakar (testis) sehingga dapat menyebabkan komplikasi, seperti
meningitis, radang pangkreas, oophoritis dan orchitis.
Waktu yang diperlukan virus untuk memperbanyak diri hingga menimbulkan gejala
sekitar 12-24 hari (Chin,
2000).
E.
Cara pencegahan
Pencegahan
penyakit gondong dapat dilakukan dengan penyuntikan vaksin. Vaksinasi gondongan
merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak. Vaksin gondongan
biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan campak dan rubella disebut
dengan vaksin MMR (Measless, Mumps, Rubella) yang disuntikkan melalui otot paha
atau lengan atas (Chin,
2000).
Cara
lain yang dapat dilakukan untuk mencegah gondong adalah:
·
Mencuci
tangan dengan baik dan menggunakan sabun
·
Mengajarkan
pola hidup bersih kepada anak
·
Tidak
membagi peralatan makan
·
Membersihkan
permukaan meja, gagang pintu, mainan yang sering disentuh secara teratur dengan
menggunakan sabun dan air, atau dengan menggunakan tisu pembersih (Alfreds, 1983).
F.
Cara pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita penyakit
gondong. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan
istirahat selama penderita panas serta pembengkakan kelenjar (parotis). Obat
yang dapat digunakan adalah pereda panas dan nyeri (antipiretik dan analgesik)
misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan kepada
anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma reye (bisa karena pengaruh
aspirin pada anak-anak). Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis,
sebaiknya penderita menjalani istirahat ditempat tidur. Rasa nyeri dapat
dikurangi dengan melakukan kompres Es pada area testis yang membengkak
tersebut.
Penderita yang mengalami serangan virus pada organ
pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya
diberikan cairan melalui infus. Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20
ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis.
Terhadap virus itu sendiri tidak dapat dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga
pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita
kembali baik dengan sendirinya.
Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam “self
limiting disease” (penyakit yang sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita
penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya
asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak.
Pada pemberian imunomodulator belum terdapat laporan penelitian yang
menunjukkan efektifitasnya (Alfreds, 1983).
G.
Rehabilitasi
Rehabilitasi
pada penyakit mumps dapat dilakukan dengan memperbanyak waktu istirahat pada
penderita dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah untuk menghindari penularan pada orang lain. Pada penderita yang mengalami
pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat dan berbaring
ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres es pada
area testis yang membengkak tersebut. Penderita penyakit mumps sebaiknya
menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak
bertambah parah, serta diberikan makanan yang bersifat cair dan lunak (Alfreds,
1983).
H.
Prognosis
Mumps sebenarnya
tergolong dalam "self limiting disease" yaitu penyakit yang bisa
sembuh sendiri dan jarang berlanjut menjadi kronis, sehingga prognosisinya
baik. Kematian dan komplikasi akibat penyakit mumps sangat jarang terjadi
(Alfreds, 1983).
Lima sampai
sepuluh persen penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total.
Satu di antara 400 – 6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung
mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau
kelumpuhan otot wajah dan tidak enak badan
Jika
dibandingkan dengan campak atau cacar air, gondongan tidak terlalu menular.
Kebanyakan penyakit ini menyerang anak-anak yang berumur lebih dari 2 tahun. Jika seorang pernah
menderita gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya. Daerah
yang sering terkena serangan biasanya adalah kelenjar parotis/pipi, yaitu
kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang. Pada orang dewasa,
infeksi ini bisa menyerang testis (buah
zakar),
sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara, dan organ lainnya. Masa inkubasi
adalah 12 – 24 hari.
Hampir semua
yang gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi kadang gejalanya kembali
memburuk setelah sekitar dua minggu. Komplikasi bisa terjadi pada organ selain
kelenjar liur, terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas. Komplikasi
bisa terjadi sebelum, selama, maupun sesudah kelenjar air liur membengkak; atau
terjadi tanpa disertai pembengkakan kelenjar air liur (Chin,
2000).
BAB
IV
PENUTUP
Gondong adalah penyakit
menular akut, yang banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa yang disebabkan
oleh paramyxuvirus, Infeksi penyakit gondong tersebar luas di seluruh dunia. Baru-baru ini, wabah telah terjadi di negara-negara
wajib imunisasi seperti Inggris, Irlandia, Austria, Spanyol, Amerika Serikat,
Kanada dan lain-lain.
Hal yang sering terjadi pada penyakit gondong adalah pembengkakan dan
nyeri pada kelenjar parotid. pembengkakan biasanya didahului dengan demam
ringan dan malaise, penyakit gondong dapat menyebabkan komplikasi seperti
orchitis, pankreakitis. Pencegahan dilakukan dengan pemberian imunisasi MMR
yang menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan, hal itu merupakan
pendekatan terbaik untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian yang terjadi akibat penyakit
gondong.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita penyakit gondong, Pengobatan
hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik
dengan sendirinya. Rehabilitasi pada penyakit gondong dapat dilakukan dengan
memperbanyak waktu istirahat pada penderita dan tidak melakukan aktivitas di
luar rumah untuk menghindari penularan pada orang lain. Mumps sebenarnya
tergolong dalam "self limiting disease" yaitu penyakit yang bisa
sembuh sendiri, dan jarang berlanjut menjadi kronis, sehingga prognosisinya
baik. Kematian dan komplikasi akibat penyakit mumps sangat jarang terjadi.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
Alfreds, Evans. 1983. Viral Infections of Humans Epidemiologi and Control. Plenium
Medical Book Company: New York
Brooks, Butel, Morse. 2002. Medical Microbiology. MC Graw Hill-Hrgler Education: Ny
Chin, James M D. 2000. Control of Communicable Diseases Manual. American Public Health
Asociation: Washington
Dayan,
H, Gustavo. 2008. Recant Resurgence of
Mumps United States. The New
England Journal of Medicine: England
Karcheva
M. 2010. Study On Seroprevalence Of Mumps
Specific IGG Antibodies
in a Healthy Population. Journal of IMAB-Annual Proceeding (Scientific
Papers) vol. 16, book : Bulgaria
Paddock Mike. 2011. What
Is Mumps? What Causes Mumps?. http://www.medical newstoday.com/articles/224382.php. Diakses pada 10 maret 2014